Pada akhir Oktober 2024 ini, dua dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) Gus Dur, yaitu Prof. Dr. H. Muhlisin, M.Ag., dan Prof. Dr. H. Mohammad Sugeng Solehudin, M.Ag., melakukan penelitian di salah satu Lembaga Pendidikan Islam An-Nur di Dili, Timor Leste. Penelitian yang berlangsung dari 27 hingga 31 Oktober ini bertujuan untuk mengkaji penerapan dan implikasi pendidikan Islam dalam konteks negara dengan mayoritas penduduk non-Muslim. Riset yang berjudul resonansi pendidikan Islam di negara minoritas non muslim, tentu akan memotret eksistensi, visi, misi dan pengembangan strategis Sekolah An-nur di tengah keberagaman budaya dan dominasi agama mayoritas non muslim, serta mengkaji pendekatan kurikulum yang diimplementasikan pada sekolah tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tantangan pendidikan Islam di negara-negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim, seperti Timor Leste. Di An-Nur, pendidikan agama Islam dihadirkan tidak hanya untuk membentuk nilai-nilai spiritual dan etika siswa Muslim, tetapi juga untuk menciptakan suasana harmoni di lingkungan multikultural. "Kami ingin menggali bagaimana pendidikan Islam dapat berjalan secara harmonis dan inklusif di negara minoritas Islam," ungkap Prof Muhlisin dalam statemennya.
Pada akhir Oktober 2024 ini, dua dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) Gus Dur, yaitu Prof. Dr. H. Muhlisin, M.Ag., dan Prof. Dr. H. Mohammad Sugeng Solehudin, M.Ag., melakukan penelitian di salah satu Lembaga Pendidikan Islam An-Nur di Dili, Timor Leste. Penelitian yang berlangsung dari 27 hingga 31 Oktober ini bertujuan untuk mengkaji penerapan dan implikasi pendidikan Islam dalam konteks negara dengan mayoritas penduduk non-Muslim. Riset yang berjudul resonansi pendidikan Islam di negara minoritas non muslim, tentu akan memotret eksistensi, visi, misi dan pengembangan strategis Sekolah An-nur di tengah keberagaman budaya dan dominasi agama mayoritas non muslim, serta mengkaji pendekatan kurikulum yang diimplementasikan pada sekolah tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tantangan pendidikan Islam di negara-negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim, seperti Timor Leste. Di An-Nur, pendidikan agama Islam dihadirkan tidak hanya untuk membentuk nilai-nilai spiritual dan etika siswa Muslim, tetapi juga untuk menciptakan suasana harmoni di lingkungan multikultural. "Kami ingin menggali bagaimana pendidikan Islam dapat berjalan secara harmonis dan inklusif di negara minoritas Islam," ungkap Prof Muhlisin dalam statemennya.
Melalui Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa rekomendasi untuk mendukung perkembangan pendidikan Islam yang inklusif di tengah keragaman agama, kepercayaan, ideologi dan budaya yang semakin variatif di era globalisasi Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kebijakan pemerintah yang mendorong penerapan pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai universal, serta kerjasama lintas agama untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Sebagai penutup, Kedua dosen UIN Gus Dur menyatakan bahwa riset ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga bagi pengembangan pendidikan Islam di negara-negara minoritas Islam, serta menjadi model pendidikan inklusif yang harmonis di lingkungan beragam. " Mohon doa restunya agar kita berdua dapat menjalankan tugas riset ini dengan sebaik-baiknya”, ujarnya.
1 Comments
Sangat menanti hasil riset yang dilakukan, Prof.
ReplyDeleteSaya juga tertarik dengan isu-isu pendidikan, dan membagikannya melalui www.rezalubis.com. Akan sangat senang jika Prof. berkenan mengunjungi dan memberikan masukan.