QURBAN: IBADAH SOSIAL SEBAGAI INVESTASI KEBAHAGIAAN UKHROWI

 


اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ مَا لَاحَ صَبَاحُ عِيْدٍ وَأَسْفَرَ، اللهُ أَكْبَرُ مَاهَلَّ مُهَلِّلٌ وَكَبَّرَ، الله أَكْبَرُ مَا أَشْرَقَتْ بِوَارِقِ الإِسْعَادِ عَلَى مَنْ قَصَدَ البَيْتَ الحَرَامَ، اللهُ أَكْبَرُ مَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ عِنْدَ المَشَاعِرِ العِظَامِ، اللهُ أَكْبَرُ مَا حَدَّتْ بِهِمْ مَطَايَا الأَشْوَاقِ إِلَى عَرَفَات، وَمَا ابتَهَلُوْا فِيْ ذَلِكَ المَوْقِفِ وَحُطَّتْ عَنْهُمْ السَّيِّئَاتِ. اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَنْ طَافَ بِالبَيْتِ العَتِيْقِ وَخَضَعَ لِرَبِّهِ وَاسْتَكَان، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا يُتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى اللهِ مِنْ قُرْبَان،  اللهُ أَكْبَرُ مَا لَبَّى المُلَبُّوْنَ وَطَافَ الطَّائِفُوْنَ، وَأَهْدَى المُضَحُّوْنَ. الحَمْدُ لِلَّهِ لَا وَاضِعَ لِمَا رَفَعَ، وَلَا رَافِعَ لِمَا وَضَعَ، وَلَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَى، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعَ، عَلَى بِقَهْرِهِ وَقَدْرِهِ وَذَاتِهِ فَوْقَ جَمِيْعِ مَخْلُوْقَاتِهِ وَارْتَفَعَ، وَفَطَرَ المَصْنُوْعَاتِ عَلَى مَا شَاءَ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الغِرَارِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ المِدْرَار.ِوَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ جَعَلَ الأَعْيَادَ مَوَاسِمَ أَفْرَاحِ الطَّائِعِيْنَ، وَأَيَّامَ سُرُوْرِ المُتَعَبِّدِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ وَالهُدَى أَعْظَمُ بِهِ نَبِيًّا وَأَكْرَمُ بِهِ رَسُوْلًا، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ بُدُوْرِ الدُّحَى وَأَعْلَامِ الهُدَى. أَمَّابَعْدُ، يَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا التَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Hadirin dan hadirat yang berbahagia

Pada hari yang penuh kebahagiaan ini, marilah kita semakin pandai bersyukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan beragam kenikmatan yang tidak bisa dihitung dengan materi, berupa kesehatan, keimanan, keislaman dan keihsanan sehingga kita mampu melangkahkah kaki untuk menghadiri ibadah di masjid Baitul muttaqin Desa Kuryokalangan ini. Hari ini kita berkesempatan untuk menjalankan shalat Idul Adha dan menyimak uraian khutbah dengan tema Qurban: Ibadah Sosial  Sebagai Investasi Kebahagiaan Ukhrowi. Idul Adha merupakan momen yang sangat berharga, di mana kita memperingati kisah pengorbanan Nabiyullah Ibrahym alaihissalam dan ketaatan putranya, Nabiyullah Ismail alahissalam. Darinya, kita belajar perihal pentingnya mental berkorban dan mental taat pada Sang Ilahi.  

Salam dan shalawat tek henti-hentinya kita haturkan kepada khatamul anbiya walmursalim, Muhammad SAW yang diberikan kewenangan oleh Allah Swt untuk menyebarkan agama Islam kepada seluruh umat di muka bumi. Semoga kita semua dapat mengikuti sunnah2nya secara istiqomah dan kelak mampu memanen syafaat Nabi Muhammad di hari Kiamat, Amin Ya Mujibassalin.

Selaku khatib,  pada kesempatan ini ijinkalah kami berwasiat pada diri sendiri dan seluruh yang hadir, untuk bermuhasabah dengan memupuk keimanan dan ketakwaan kepada Allah Azza Wajalla. Taqwa merupakan modal utama untuk menjadi hamba Allah yang memiliki derajat kemanusiaan dan keberagamaan secara lebih baik. Dengan derajat taqwa yang luhur, insyaallah kita akan terjaga keislamannya hingga akhir hayat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS, Ali Imran: 102)

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Hadirin dan hadirat yang berbahagia

Pada hari ini, umat Islam di muka bumi mengagungkan asma Allah melalui bacaan takbir, tahmid dan tahlil, sebagai wujud kegembiraan atas hadirnya hari raya idul adha 1445 H.  Melalui Idul Adha, kita belajar peristiwa bersejarah tentang keberadaan Nabiyullah Ibrahim bersama istri dan anaknya, nabiyullah Ismail. Napak tilas sejarah kenabian Ibrahim menjadi inspirasi dan referensi  pada proses ubudiyah haji,  yang dikenal sebagai rukun Islam ke-5. Selain mengandung ibadah ritual, Idul Adha juga menjadi saat yang tepat untuk merenungkan pentingnya ibadah sosial dalam. Dalam ajaran Islam, ibadah tidak hanya terbatas pada hubungan kita dengan Allah SWT yang cenderung bersifat ritual (hablu minallah) tetapi juga mencakup hubungan kita dengan sesama manusia (hablu minannas) yang berdimensi ibadah sosial.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Hadirin dan hadirat yang berbahagia,

Salah satu ibadah yang disunahkan bagi orang Islam yang berkemampuan harta di hari raya ini adalah Qurban. Qurban berasal dari kata "qaruba" yang berarti mendekatkan diri. Ibadah ini mengingatkan kita pada sejarah Nabiyullah Ibrahim yang dengan ikhlas melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabiyullah Ismail. Namun, Allah SWT menggantikannya dengan seekor domba sebagai bentuk kasih sayangNya. Alur sejarah tersebut didokumentasikan dalam Al-Qur'an Assaffat ayat 102 :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar. (QS, Aṣ-Ṣāffāt:102)

Ibadah qurban merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki makna ritual, spiritual dan sosial  sekaligus. Qurban bukan hanya sekadar penyembelihan hewan, tetapi juga terkait dengan karakter kepedulian sosial dan keikhlasan berbagi rezeki kepada yang membutuhkan. Inilah yang menjadi essensi ketaqwaan. Hal tersebut sejalan dengan firmanNya dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 37:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ  كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. ( QS, Al-Hajj: ayat 37)

Dari ayat ini, kita diingatkan bahwa yang paling penting dari ibadah qurban adalah ketakwaan. Ketakwaan yang tercermin dari kepedulian untuk berbagi dengan sesame kaum lemah Inilah investasi kebahagiaan ukhrowi, di mana setiap amal kebaikan yang didedikasikan untuk kepentingan sosial akan menjadi tabungan kebahagiaan di akhirat kelak.

Dengan demikian Qurban tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga mendekatkan sesama hamba yang di dalamnya terdapat misi kemanusiaan. Dengan berqurban, kita terlatih untuk berbagi nikmat kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu. Inilah saatnya bagi kita untuk meningkatkan kepekaan sosial. Semangat berqurban hendaknya menjadi budaya kita dalam mengarungi samudera kehidupan yang diwarnai beragam status sosial.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Sebagai perwujudan ibadah sosial, Ibadah Qurban mengandung beragam Pelajaran penting yang patut dibiasakan dalam kehidupan nyata.

Pertama, pelajaran tentang keikhlasan dan ketaatan. Keikhlasan dan ketaatan adalah dua nilai utama yang diajarkan dalam ibadah qurban. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS telah memberikan ketedanan mengenai ketaatan secara  total kepada Allah SWT, meskipun perintah-Nya sangat berat.  Keiklasan dan ketulusan hanya akan terwujud, apabila seseorang mampu menata niat dalam keseluruahan  ibadah yang hanya semata-mata karena Allah, tidak ada unsur riya dan sombong. Hal tersebut seirama dengan penegasan Allah dalam Quran Surat Al-An‘ām ayat 162.

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Artinya : Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. ( QS. Al-An‘ām:162)

Kedua, Pelajaran tentang Pengorbanan dan Ketulusan. Ibadah Qurban melatih seorang Muslim untuk rela berkorban demi kebaikan orang lain. Pengorbanan merupakan simbol ketulusan hati dalam membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan.  Kondisi tersebut sejalan dengan firman Allah dalam surat  Al-An‘ām ayat 79.

اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ

Artinya: Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. 

Dalam Upaya memberikan motivasi sekaligus peringatan bagi umatnya yang berkemampuan dalam urusan rezeki di saat hari raya Idul Adha tiba, Rasulullah SAW bersabda:    



“Barang siapa yang memiliki kelapangan (harta) tetapi tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Hadirin dan hadirat yang berbahagia

Pelajaran ketiga adalah kesabaran dan kemandirian.  Sikap Nabiyullah Ibrahim mengajarkan karakter kesabaran yang luar biasa. Kesabarannya menerima perintah Allah tanpa sedikit pun ragu atau mengeluh menunjukkan karakter Nabi ibrahim yang sangat tangguh. Kemandirian sikap nabiyullah Ibrahim juga tercermin pada pengambilan keputusan secara bulat tanpa terpengaruh oleh pemikiran dan bisikan dari siapapun. Situasi tersebut sesui dengan firman Allah  dalam Surat Ali Imran ayat 200.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200).

Pelajaran keempat adalah empati dan solidaritas sosial. Dengan menyembelih hewan qurban dan membagikan dagingnya, seseorang belajar untuk merasakan penderitaan orang lain dan menunjukkan kepekaan sosial. Apalagi disaat kondisi ekonomi yang mulai terasa adanya inflasi dalam semua sektor publik, sehingga kenaikan harga barang dan pangan, termasuk harga daging tentu mempengaruhi  tingkat kemampuan daya beli masyarakat. Dalam ikhtiar bereempati dan solidaritas sosial, Allah telah menegaskan dalam surat Al-Maidah ayat 2.

 وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Artinya: Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. (QS. Al-maidah: 2)

Untuk kepentingan solidaritas sosial, kita juga dapat menyandarkan pada perintah Allah yang diamanatkan dalam Surat Annisa ayat 8.

وَاِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ اُولُوا الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنُ فَارْزُقُوْهُمْ مِّنْهُ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا

Artinya: Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik (QS, Annisa : 8)

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Hadirin dan hadirat yang berbahagia

Selain pelajaran yang berharga di atas, ibadah qurban juga berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan, di mana seluruh masyarakat memiliki akses yang cukup terhadap pangan yang bergizi. Dalam konteks ini, qurban berkontribusi nyata karena daging qurban disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat yang mungkin sulit diakses oleh sebagian besar masyarakat. Selain itu, Permintaan hewan qurban yang meningkat menjelang Idul Adha memberikan dampak positif terhadap perekonomian para peternak, membantu mereka meningkatkan pendapatan dan keberlanjutan usaha peternakan. Dengan demikian maka  masyarakat mendapatkan sumber pangan yang berkualitas tinggi dan bermanfaat untuk kesehatan fisik.

Di hari yang penuh berkah ini, marilah kita bertekad untuk meningkatkan ibadah sosial sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT, melalui ibadah Qurban. Apabila pada tahun ini belum berkemampuan, kita dapat menunaikannya pada tahun mendatang, apabila kita telah memiliki rezeki yang memadai. Meskipun tahun ini kita belum mampu berqurban, kita tetap dapat meningkatkan rasa empati dan solidaritas sosial dengan cara mengaktifkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan kita, membantu mereka yang membutuhkan, dan selalu berbagi kebahagiaan dengan sesama manusia sesuai dengan kemampuan dan keahlian kita masing-maisng. Marilah kita senantiasa belajar menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain,dan  selalu siap membantu hajat publik. Dampaknya,  kita tidak hanya memperoleh kebahagiaan di dunia, tetapi juga dapat meningkatkan  investasi kebahagiaan di akhirat, kehidupan kekal yang abadi.

Di akhir khutbah ini, Marilah kita berdoa kepada Allah SWT  semoga saudara-saudara kita yang sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci diberikan Kesehatan yang prima sehingga dapat mengerjakan seluruh prosesi haji, dan mendapatkan predikat haji yang mabrur. Kita juga tentu mendoakan kepada  Saudara-saudara kita yang beribadah Qurban pada tahun ini, semoga Ibadahnya diterima oleh Allah Swt. Dan secara khusus kita juga berdoa semoga kita semua senantiasa istiqomah dalam keadaan Iman, Islam dan Ihsan, Amin Ya Mujibassailin.





Post a Comment

0 Comments