Pasca pelaksanaan Konferensi Cabang NU Kabupaten Pekalongan tahun 2024, Pengurus baru telah melengkapi kepengurusan di tingkat PCNU, Syuriyah, tanfidziyah, serta seluruh lembaga yang menjadi perangkat organisai. Di antaranya adalah Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia, Lesbumi, yang diketuai oleh Nur Rokhim. Rupanya sang Ketua bergerak cepat dengan menyusun struktur kepenguruan sesuai kebutuhan organiasi. Setelah terbentuk, Lesbumi langsung mengumpulkan para pengurusnya sebagai langkah awal konsolidasi. Pertemuan pertama pengurus baru Lesbumi berlangsung di lantai 2 aula PCNU Kabupaten Pekalongan, Jumat, 28 Juni 2024. Dengan kekhasan gaya para seniman dan budayawan, pertemuan berlangsung dalam susana santai dengan duduk melingkar dengan suguhan beragam makanan ringan, air kemasan, teh dan kopi. Tak lupa disediakan asbak, karena mayoritas pengurusanya merupakan ahli hisab, alias perokok.
Suasana di ruangan itu penuh dengan semangat dan antusiasme. Beberapa pengurus terlihat saling berkenalan dan bercengkerama, berbagi cerita dan harapan tentang peran mereka dalam organisasi ini. Ketika sang pembawa acara, Asyari, sekertaris Lesbumi membuka pertemuan dan mengantarkan susunan acara, seisi ruangan mulai fokus untuk mengikutinya. Seperti biasanya, pertemuan dibuka dengan bacaan surat al-fatihah, oleh salah satu Penasehat Lesbumi, Muhlisin, Wakil Ketua PCNU yang membidangi Pendidikan seni dan Kebudayaan. Setelah bacaan fatihah selesai, pembawa acara memeberikan kesempatan pada penasehat Lesbumi untuk memberikan arahan dalam pertemuan perdana tersebut. Selain menekankan pentingnya menjadikan Lesbumi sebagai media dakwah Islam, ada 4 hal yang disinggung oleh Muhlisin. Pertama, pentingnya mengangkat budaya lokal yang berbasis pada kesenian yang menjadi milik dan bercorak Pekalongan. Kedua, pentingnya mengangkat beragam cerita rakyat maupun cerita dibalik lahirnya para tokoh Pekalongan untuk diarahkan menjadi buku bacaan yang bermanfaat bagi generasi muda. Ketiga, Lesbumi perlu memperkuat kerjasama dan kolaborasi kebudayaan dengan lembaga-lembaga di internal dan eksternal NU. Keempat, Sejalan dengan perkembangan treknologi dan karakteristik generasi Z, lesbumi harus memanfaatkan teknologi informasi dan sosial media untuk kepentingan publikasi, sosialisai berbagai karya seni dan kebudayaan yang telah diproduksi.
Selepas arahan penasehat, dilanjutkan dengan Sambutan Ketua Lesbumi. Pada sesi inilah ketua membacakan susunan pengurus. Ketua organisasi membuka sesi dengan senyum hangat, mengajak semua untuk saling mengenal lebih dekat. "Mari kita mulai dengan memperkenalkan diri. Ceritakan sedikit tentang latar belakang kalian, minat, dan alasan bergabung dengan organisasi ini," kata Mas Rohim dengan penuh semangat. Mikropon lalu berputar dari satu ke yang lain dengan tujuan perkenalan masing-masing pengurus, di mana mereka menceritakan latar belakang, minat, dan alasan bergabung dengan organisasi. Setiap cerita yang dibagikan menambah semangat dan keakraban di antara mereka. Rencana kerja dan visi organisasi kemudian dibahas dengan penuh antusiasme, diselingi canda tawa dan dukungan satu sama lain. Suasana pertemuan ini mencerminkan rasa kebersamaan dan komitmen kuat untuk membesarkan Lesbumi. Semangat kebersamaan yang hangat dan optimisme untuk masa depan organisasi terasa begitu kuat, menjadikan pertemuan pertama ini sebagai awal yang menjanjikan untuk perjalanan mereka bersama. Setiap pengurus yang berbicara membawa suasana baru dan semakin mempererat ikatan di antara mereka. Diskusi dan tawa ringan sering kali terdengar saat mereka saling menyapa dan bertanya satu sama lain. Ada rasa kebersamaan yang kuat, seolah mereka telah lama saling mengenal.
Sesi perkenalan ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenal satu sama lain, tetapi juga untuk menyatukan visi dan misi mereka. Setiap cerita yang dibagikan menambah semangat dan inspirasi bagi seluruh anggota. Suasana hangat dan penuh antusiasme ini membuat mereka semakin yakin bahwa mereka berada di jalur yang tepat untuk mempromosikan lesbumi bersama-sama.
Dari perkenalan tersebut terungkap bahwa seluruh pengurus memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, seperti pendidikan, keahlian dan peminatan bidang seni serta profesi kesehariannya. Pada umumnya pengurus berlatar belakang Pendidikan Pesantren, sarjana hingga Magister dalam berbagai jurusan. Di antara mereka ada yang berlatar belakang seni suara, seni music, jurnalis, akademisi, guru, ahli spiritual, penulis Sejarah, pegiat seni bela diri, ahli klenik dan lain-lain. Keberagaman ini memperkuat tim dan memberikan perspektif yang kaya dalam menjalankan misi organisasi. Suasana pertemuan mencerminkan semangat kebersamaan dan optimisme yang tinggi di antara para pengurus baru. Mereka semua merasa diterima dan bersemangat untuk bekerja sama dalam memajukan Lesbumi ini. Pertemuan ini memberikan energi positif bagi lesbumi. Melihat dedikasi dan passion dari semua pengurus membuat optimisme organisasi akan semakin berkembang dalam rangka mencapai tujuan organiasasi.
Pada pertemuan perdana tersebut, beberapa kesepakatan penting dihasilkan untuk memandu jalannya organisasi ke depan. Berikut adalah beberapa kesepakatan yang dicapai:
Khusus di bidang Kerja Sama dengan Komunitas Lokal, Disepakati untuk menjalin kerja sama dengan komunitas-komunitas lokal, baik di dalam negeri maupun luar negeri, untuk mendukung program-program pelestarian budaya dan memperluas jaringan organisasi. Hingga saat ini Lesbumi telah memiliki kerjasama dengan 18 mitra seni budaya di tingkat local, meliputi Sanggar Langen Budaya, Sanggar Mekar Budaya, Sanggar Santri Kalimino, Sanggar Sekar Arum, Sanggar kuda kepang dan sintren Desa pringsurat, Sanggar Turonggo wahyu sejati, Sanggar Kuda kepang petungkriyono, Sanggar Gendukan Desa Limbangan, Sanggar kuda kepang kalong mas Desa Lolong, Sanggar Ebek Desa Limbangan, Sanggar Wayang Orang Lebakbarang, Sanggar Kuda kepang Desa Lebakbatang, Sanggar wayang Ki. Rasdan/Pak Yusuf, Sanggar kuda kepang wahyu Bodoyo, Sanggar Teater pakerti Tirto, Sanggar Lais Macan Putih Kauman Wiradesa, Sanggar Gendukan El Javana Kampil Wiradesa dan Sanggar Kuda Lumping Kroyakan Talun.
Sebagaimana kebiasaan di lingkungan Lesbumi, Pertemuan berakhir menjelang Tengah malam, jam 00. Sebagai khas warga NU, pertemuan diakhiri dengan bacaan doa yang dipimpin oleh Kyai Muzammil, wakil ketua Lesbumi. Setelah ditutup secara dengan doa, dilanjutkan ramah tamah dan obrolan ringan di antara pengurus yang masih bertahan di kantor PCNU, sedangkan sebagiannya bergegas pulang ke rumahnya masing-masing. Selamat untuk Lesbumi, melestarikan kesenian dan kebudayaan ala ahlussunnah waljamaah an-Nahdliyah.
0 Comments